Working Hours : Senin - Jumat | 07:00 - 16:00 WIB Hotline : 081320267493
Blog
  • Admin MA Asih Putera
  • 2023-07-31 09:00:00
  • Artikel

Menghidupkan Sunnah Hemat Air: Kontribusi Individu dalam Menanggapi Krisis Air Global

Sering kali kita lupa bersyukur dengan keberadaan air di sekitar kita. Di tengah hari yang terik, dengan mudahnya kita meneguk air dingin dari dispenser.

Selepas lelah berolah raga, kita tinggal ambil handuk dan pergi ke kamar mandi, byur... byur... byur... kesegaran saat air membasuh peluh di tubuh juga sering kali kita lupa tafakuri.

Gemericiknya saja air sudah membawa ketenangan, tak heran mengapa beberapa kalangan berpunya memiliki air mancur buatan di rumahnya, selain tenang hawa sejuk langsung kita rasakan saat mendengar gemericik air.

Alhamdulillah, harus selalu kita ucapkan untuk segala kemudahan ini, kita tinggal di daerah dengan curah hujan cukup besar, bandingkan dengan saudara- saudara kita di daerah Jawa Timur, Sulawesi Tengah, atau Nusa Tenggara Tengah, yang curah hujannya paling rendah di Indonesia.

Sekedar untuk minum dan memasak saja mereka harus berjalan jauh menuju sumber air, medan yang dilaluinya pun tidak mudah, kadang curam dan berbatu. Mestinya kita malu saat kita lupa menutup keran air, mandi berlama-lama, membuang-buang air minum, dan tindakan pemborosan air lainnya. Bukankah mubadzir itu salah satu sifat syetan?

Seperti yang kita ketahui bahwa air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di bumi ini. Tidak hanya manusia tetapi hewan dan tumbuhan juga membutuhkan air agar bisa tetap bertahan hidup.

Karena begitu vitalnya peran air bagi kehidupan, maka kita wajib untuk menjaga dan menghemat penggunaan air agar air tidak habis dimasa yang akan datang.

Tahukah bahwa ternyata 70 persen permukaan bumi terdiri dari air. Sebanyak 97 persen air di bumi adalah air asin, dan hanya 3 persen berupa air tawar dan lebih dari dua per tiga air tawar berada dalam bentuk es di gletser dan kutub.

Sisa satu per tiga dari air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah.

Air Tawar yang kita pergunakan hanya 0.7% air didalam tanah dan 0.3% Air dipermukaan tanah dan udara, jadi air yang dipergunakan oleh mahluk hidup hanya 1% dari total jumlah air didunia. Dan hanya 0.5% Air Tawar yang layak konsumsi.

Air adalah zat yang tidak pernah berkurang sejak Allah menciptakan bumi ini, tetapi kuantitas dan kualitas air tawar yang layak buat manusia terus berkurang.

Nah seperti penjelasan diatas, walaupun air di bumi tidak pernah berkurang tetapi air yang layak konsumsi jumlahnya semakin berkurang. Hal ini dikarenakan terjadinya pencemaran air karena limbah, baik limbah industri ataupun rumah tangga.

Di negara- negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.

Memang kalian mau minum air yang tercemar ? sudah pasti tidak ada yang mau karena mengkonsumsi air yang tercemar bisa menyebabkan berbagai penyakit pada manusia.

Jadi marilah mulai dari sekarang untuk menghemat air dari diri kita sendiri. Mulailah dari hal-hal yang sederhana Misalnya, tidak membiarkan kran bocor di rumah kita.

Kran bocor mungkin sepele. Tetapi, jika kebocoran itu ditampung, kamu akan kaget melihat jumlahnya. Selain dari pada itu, hemat air juga termasuk sunnah Nabi Muhammad SAW. 

Tahukah kita bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk hemat dan tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan air?

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325).

(Note: Satu sha’ sama dengan empat mud. Satu mud kurang lebih setengah liter atau kurang lebih (seukuran) memenuhi dua telapak tangan orang dewasa.)

Lihatlah contoh teladan dari panutan kita, yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau berwudhu, beliau hanya menghabiskan satu mud air. Padahal wudhu adalah salah satu ibadah yang penting, di mana shalat tidaklah diterima tanpa berwudhu dalam kondisi berhadats (tidak suci dari najis).

Jika dalam ibadah saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan untuk menghemat air, lalu bagaimana lagi jika menggunakan air di luar keperluan ibadah kepada Allah Ta’ala? Tentu lebih layak lagi untuk berhemat dan disesuaikan dengan kebutuhan kita, serta jangan berlebih-lebihan.

Selain itu, kita juga harus menjaga kondisi sumber-sumber mata air yang ada disekitar kita agar tidak tercemar oleh limbah sehingga masyarakat di sekitar daerah tersebut tidak kekurangan pasokan air bersih yang layak konsumsi.

Usahakan juga untuk selalu rajin menanam pohon agar air hujan yang jatuh ke bumi bisa terserap dengan baik oleh tanaman

Semakin banyak pohon yang Anda tanam maka akan semakin bagus, karena sudah pasti air hujan akan semakin banyak terserap oleh tanah sehingga jumlah air tanah di daerah kita jumlahnya berlimpah.

Nah, apabila air tanah sudah berlimpah maka akan dengan mudah terbentuk sumber mata air secara alami. Bijaklah dalam menggunakan air agar anak cucu kita nanti tetap bisa menikmati indahnya hidup di bumi Allah ini.

Penulis: Gina Siti Fathonah, S.Pd
Editor: Murwulan Iromasti, S.E

DISCLAIMER: Artikel yang ditulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. MA Multiteknik Asih Putera tidak dapat disalahkan dan digugat apabila dikemudian hari artikel tersebut diperkarakan.

Link Informasi
Client Logo
Client Logo
Client Logo
Client Logo
Client Logo
Client Logo